Nama : Winda Setianingsih
NPM : 2C314267
Kelas : 1TB03
BAB VII
Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat
Perkotaan
A.
Masyarakat
Perkotaan
1.
Pengertian
Masyarakat
Pengertian
masyarakat banyak yang dapat kita ketahui dari berbagai sumber. Dapat
disimpulkan, masyarakat merupakan sekumpulan khalayak yang menjadi suatu kesatuan
yang menganut paham dan tujuan yang sama. Pengertian masyarakat menurut
beberapa tokoh, diantaranya ;
Masyarakat
adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan
tetap dan mempunyai suatu kepentingan yang sama. Seperti; sekolah,
keluarga,perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat. Dalam bahasa Inggris,
masyarakat adalah society yang pengertiannya mencakup interaksi sosial,
perubahan sosial, dan rasa kebersamaan. Istilah masyarakat disebut pula sistem
sosial.
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia:
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia:
·
Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah
orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
·
Menurut Karl Marx masyarakat adalah
suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan
akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara
ekonomi.
·
Menurut Emile Durkheim masyarakat
merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan
anggotanya.
·
Menurut Paul B. Horton & C. Hunt
masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama
dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai
kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok /
kumpulan manusia tersebut.
2.
Syarat-syarat
Menjadi Masyarakat
Menurut
Marion Levy, diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan
manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
1. Ada
sistem tindakan utama.
2. Saling
setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu
bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian
atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.
3.
Pengertian
Masyarakat Perkotaan
Masyarakat
perkotaan sering disebut urban community . Masyarakat kota lebih ditekankan pada
sifat dan ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Masyarakat
kota memiliki ciri-ciri yang menonjol, yaitu:
· Kehidupan
keagamaan di perkotaan berkurang daripada di desa.
· Orang
kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada
orang lain. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sulit untuk disatukan,
sebab perbedaan kepentingan paham politik, perbedaan agama dan sebagainya.
· Jalan
pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan
bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor
kepentingan daripada factor pribadi.
· Pembagian
kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang
nyata.
· Kemungkinan-kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada
warga desa.
· Interaksi
yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa
factor pribadi.
· Pembagian
waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan
individu.
· Perubahan-perubahan
sosial tampak dengan nyata di kota-kota, karena kota biasanya terbuka dalam
menerima pengaruh dari luar.
4.
Tipe
Masyarakat
Dilihat dari cara terbentuknya,
masyarakat terbagi dalam:
1.
Masyarakat paksaan, misalnya Negara,
masyarakat tawanan, dan lain-lain.
2.
Masyarakat merdeka, yang terbagi dalam:
·
Masyarakat natur, yaitu masyarakat yang
terbentuk dengan sendirinya. Seperti gerombolan, suku, ysng
berhubungan dengan hubungan darah atau keturunan.
·
Masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang
terbentuk karena adanya kepentingan
keduniaan atau kepercayaan. Misalnya koperasi, gereja dan sebagainya.
5.
Unsur
Lingkungan Perkotaan
Suatu
lingkungan perkotaan seharusnya mengandung 5 unsur yang meliputi:
· Wisma
: unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat
berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan
kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsur wisma ini menghadapkan:
1. Dapat
mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai dengan pertambahan
kebutuhan penduduk untu masa mendatang.
2. Memperbaiki
keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai standar mutu
kehidupan yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan
menyenangkan.
· Karya
: unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena
unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
· Marga
: unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan
hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan
antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
· Suka
: unsur ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian.
· Penyempurna
: unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara
tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan
kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
6.
Fungsi
Eksternal
Perkotaan
memiliki fungsi eksternal yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut
dalam kerangka wilayah dan daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya,
baik secara regional maupun nasional.
B.
Masyarakat
Pedesaan
1.
Pengertian Desa
Pengertian
desa menurut Sutardjo Kartohadikusuma yaitu, desa adalah suatu kesatuan hukum
di mana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri. Menurut
Bintarto, desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi,
politik dan kultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungannya dan pengaruhnya secara
timbal-balik dengan daerah lain. Sedangkan menurut Paul h. Landis, desa adalah
penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
2.
Ciri
– ciri Desa
Ciri-ciri masyarakat desa
antara lain sebagai berikut:
· Sistem
kehidupan umumnya bersifat kelompok dengan dasar kekelurgaan (paguyuban).
· Masyarakat
bersifat homogeny seperti dalam hal mata pencahariaan, agama dan adat
istiadat.
· Diantara
warga desa mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bla dibandingkan
dengan masyarakat lain di luar batas wilayahnya.
· Mata
pencahariaan utama para penduduk biasanya bertani.
· Factor
geografis sangat berpengaruh terhadapa corak kehidupan masyarakat.
· Jarak
antara tempat bekerja tidak terlalu jauh dari tempat tinggal.
3.
Ciri
Masyarakat Desa :
Di
dalam masyarakat pedesaan, diantara warganya mempunyai hubungan yang
lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di
luar batas-batas wilayahnya, yaitu:
lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di
luar batas-batas wilayahnya, yaitu:
1. Sistem
kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
2. Sebagian
besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-
pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yang biasanya sebagai pengisi waktu luang.
pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yang biasanya sebagai pengisi waktu luang.
3. Masyarakat
tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencarian, agama, adat
istiadat dan sebagainya.
istiadat dan sebagainya.
Masyarakat
pedesaan di Indonesia identik dengan istilah ‘gotong-royong’ yang merupakan
kerja sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan mereka yang didambakannya.
Kerja bakti itu ada dua macam:
1. Kerja
sama untuk pekerjaan-pekerjaan yang timbulnya dari inisiatif warga masyarakat
itu sendiri (biasanya di istilahkan dari bawah).
2. Kerja
sama untuk pekerjaan-pekerjaan yang timbulnya tidak dari inisiatif warga itu
sendiriberasal dari luar (biasanya berasal dari atas).
4.
Sifat
Dan Hakikat Masyarakat Pedesaan
Masyarakat desa dinilai
oleh orang kota sebagai masyarakat damai, harmonis, adem ayem dan tenang. Dan
memiliki sifat:
— petani
tidak kolot,, tidak bodoh, tidak malas.
— sifat
hidup penduduk desa rata-rata luas sawah kurang lebih 0,5 ha.
5.
Gejala
Mayarakat Pedesaan
Di
dalam masyarakat pedesaan, kita ini mengenal bermacam-macam gejala, yang
menyebabkan di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan.
Gejala-gejala sosial tersebut antara lain :
— Konflik
(pertengkaran), pertengkaran yang terjadi di sini biasanya terjadi karena
masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga.
— Kontroversi
(pertentangan), petentangan ini sering terjadi diakibatkan perubahan
kebudayaan, psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic).
— Kegiatan
pada masyarakat pedesaan.
6.
Sistem
Nilai Budaya Petani Indonesia
Sistem
nilai budaya petani Indonesia antara lain sebagai berikut:
1. Para
petani di Indonesia terutama di pulau jawa pada dasarnya menganggap bahwa
hidupnya itu sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi
itu tidak berarti bahwa ia harus menghindari hidup yang nyata dan menghindarkan
diri dengan bersembunnyi di dalam kebatinan atau dengan bertapa, bahkan
sebaliknya wajib menyadari keburukan hidup itu dengan jelas berlaku prihatin
dan kemudian sebaik-baiknya dengan penuh usaha atau ikhtiar.
2. Mereka
beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan kadang-kadnag untuk
mencapai kedudukannya.
3. Mereka
berorientasi pada masa ini (sekarang), kurang memperdulikan masa depan, mereka
kurang mampu untuk itu. Bahkan kadang-kadang ia rindu masa lampau mengenang
kekayaan masa lampau menanti datangnya kembali sang ratu adil yang membawa
kekayaan bagi mereka).
4. Mereka
menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam atau bencana lain itu
hanya merupakan sesuatu yang harus wajib diterima kurang adanya agar
peristiwa-peristiwa macam itu tidak berulang kembali. Mereka cukup saja
menyesuaikan diri dengan alam, kurang adanya usaha untuk menguasainya.
5. Dan
untuk menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong-royong, mereka sadar
bahwa dalam hidup itu tergantung kepada sesamanya.
7.
Unsur
– unsur Desa
Unsur desa diantaranya
:
· Daerah.
· Penduduk.
· Corak
kehidupan.
· Unsur
gotong royong.
8.
Fungsi
Desa
Fungsi desa diantaranya:
— Fungsi
desa dlm hubungannya dengan kota.
— Sebagai
lumbung bahan mentah atau tenaga kerja dan segi kegiatan, kerja desa dapat
merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan.
— Desa
sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota).
— Desa
merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan.
— Desa
merupakan mitra bagi pembangunan kota.
— Desa
sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara Republik
Indonesia.
9.
Perbedaan
Masyarakat Desa dan Kota
Kehidupaan
masyarakat desa berbeda dengan masyarakat kota. Perbedaan yang paling mendasar
adalah keadaan lingkungan, yang mengakibatkan dampak terhadap personalitas dan
segi-segi kehidupan. Kesan masyarakat kota terhadap masyarakat desa adalah
bodoh, lambat dalam berpikir dan bertindak, serta mudah tertipu dsb. Kesan
seperti ini karena masyarakat kota hanya menilai sepintas saja, tidak tahu, dan
kurang banyak pengalaman.
Untuk
memahami masyarakata pedesaan dan perkotaan tidak mendefinisikan secara
universal dan obyektif. Tetapi harus berpatokan pada ciri-ciri masyarakat.
Ciri-ciri itu ialah adanya sejumlah orang, tingal dalam suatu daerah tertentu,
ikatan atas dasar unsur-unsur sebelumnya, rasa solidaritas, sadar akan adanya
interdepensi, adanya norma-norma dan kebudayaan. Masyarakat pedesaan
ditentukan oleh bentuk fisik dan sosialnyya, seperti ada kolektifitas, petani
iduvidu, tuan tanah, buruh tani, nelayan dsb. Masyarakat pedesaan maupun
masyarakat perkotaan masing-masing dapat diperlakukan sebagai sistem jaringan
hubungan yang kekal dan penting, serta dapat pula dibedakan masyarakat yang
bersangkutan dengan masyarakat lain. Jadi perbedaan atau ciri-ciri kedua
masyarakat tersebut dapat ditelusuri dalam hal lingkungan umumnya dan orientasi
terhadap alam, pekerjaan, ukuran komunitas, kepadatan penduduk,
homogenitas-heterogenotas, perbedaan sosisal, mobilitas sosial, interaksi
sosial, pengendalian sosial, pola kepemimpinan, ukuran kehidupan, solidaritas
sosial, dan nilai atau sistem lainnya.
SUMBER:
0 komentar:
Posting Komentar