Nama : Winda Setianingsih
NPM : 2C314267
Kelas : 1TB03
Jurusan : Teknik Arsitektur
BAB
II
PENDUDUK
MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
1.
Perkembangan
Penduduk Dunia Menggunakan Tabel
Pada
awal Masehi, jumlah penduduk dunia diperkirakan mencapai 200 juta jiwa. Pada
tahun 1650 jumlahnya meningkat menjadi 550 juta jiwa. Dilihat dari laporan PBB,
jumlah penduduk dunia sampai akhir 2002 telah mencapai 6.2 miliar jiwa. Dari
jumlah tersebut, penduduk di negara-negara berkembang menjadi berjumlah ± 5
miliar jiwa.
Perkembangan secara umum penduduk dunia semakin besar dan diprediksikan pada suatu masa akan terjadi peledakan penduduk dunia karena banyaknya bayi yang lahir (baby boom). Kekhawatiran ini sudah mulai dipikirkan oleh para pemikir waktu diantaranya: Thomas Robert Malthus, Meadow, Warren Thompson dan Frank.
Perkembangan secara umum penduduk dunia semakin besar dan diprediksikan pada suatu masa akan terjadi peledakan penduduk dunia karena banyaknya bayi yang lahir (baby boom). Kekhawatiran ini sudah mulai dipikirkan oleh para pemikir waktu diantaranya: Thomas Robert Malthus, Meadow, Warren Thompson dan Frank.
Tabel Perkembangan penduduk dunia tahun
1830 – 2006
Tahun
|
Jumlah
penduduk
|
Perkembangan
pertahun
|
1830
|
1 milyard
|
-
|
1930
|
2 milyard
|
1%
|
1960
|
3 milyard
|
1,7%
|
1975
|
4 milyard
|
2,2%
|
1987
|
5 milyard
|
2%
|
1996
|
6 milyard
|
2%
|
2006
|
7 milyard
|
2%
|
Jika kita lihat dari data yang
terdapat pada tabel di atas, pertumbuhan penduduk berlangsung semakin cepat.
Begitu pula dengan penggandaan penduduk yang setiap tahun mengalami
peningkatan. Pesatnya pertambahan penduduk tersebut dapat dilihat dalam tabel
berikut:
2.
Penggandaan
Penduduk Dunia Menggunakan Tabel
Sumber : Ehrlich, Paul, R, et al,
Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco.
Tahun
penggandaan
|
Perkiraan
penduduk dunia
|
Waktu
|
800 SM
|
5 juta
|
-
|
1650 tahun
|
500 juta
|
1500
|
1830 tahun
|
1 milyard
|
180
|
1930 tahun
|
2 milyard
|
100
|
1975 tahun
|
4 milyard
|
45
|
Pada
tabel di atas, pertumbuhan penduduk dari tahun 1650-1830 dalam jangka waktu 180
tahun telah bertambah 2 kali lipat. Rentang waktu 1830-1930 yang hanya berjarak
100 tahun, penduduk dunia telah bertambah 2 kali lipat. Dapat disimpulkan,
penggandaan penduduk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dalam rentang
waktu yang semakin pendek.
3.
Faktor-Faktor
Demografi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Faktor
demografi yang mempengaruhi penambahan atau pertambahan penduduk di suatu
daerah atau negara
1. Kematian (Mortalitas)
Ada beberapa tingkat kematian. Akan tetapi di sini hanya dijelaskan dua jenis tingkat kematian saja yaitu :
a. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut.
b. Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate)
Tingkat kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan.Misalnya laki-laki berusia 85 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mati daripada laki-laki umur 25 tahun. Orang laki-laki yang berada di medan perang lebih besar kemungkinan untuk mati daripada istri mereka yang berada di rumah. Karena perbedaan resiko kematian tersebut, maka digunakan tingkat kematian menurut umur (Specific Death Rate). Dengan tingkat kematian ini menunjukkan hasil yang lebih teliti.
2. Kelahiran (Fertilitas)
Pengukuran fertilitas tidak semudah dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan sebagai berikut :
1. Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup karena banyaknya bayi-bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.
2. Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun.
3. Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak (tetapi meninggal hanya sekali).
4. Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan. .
3. Migrasi
Migrasi merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang menguntungkan. Sebagai akibat dan keadaan alam yang kurang menguntungkan menimbulkan terbatasnya sumber daya yang mendukung penduduk di daerah tersebut.
Faktor-faktor migrasi adalah sebagai berikut :
- Persediaan sumber alam
- Lingkungan sosial budaya
- Potensi ekonomi
- Alat masa depan
Akibat Migrasi:
a. Urbanisasi (migrasi dari desa ke kota) walaupun urutannya sangat kecil, namun dapat mempengaruhi pola distribusi penduduk secara keseluruhan. Para urbanit kebanyakan terdiri dari golongan umur muda yang sangat produktif serta banyak inisiatifnya.
b. Migrasi interegional di Indonesia kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifitas tinggi. Hal tersebut memungkinkan tingginya angka pertumbuhan penduduk serta tingkat laju pembangunan di luar Jawa. Di DKI Jakarta sebagai akibat dari adanya migrasi interegional pertumbuhannya menjadi sangat cepat.
c. Migrasi antar negara di Indonesia adalah sangat kecil dari hasil sensus penduduk pada tahun 1971 sampai dengan 1980 migrasi masuk (immigrasi) hanya ada 0,61% dan migrasi ke luar (emigrasi) hanya sebesar o,57% per tahun. Sehingga akibatnya kurang nyata terhadap distribusi penduduk Indonesia. Walaupun migrasi dapat terjadi dalam dimensi nasional, regional, dan internasional, namun dipandang dari sudut sosiologi tidak ada perbedaan dasar antara migrasi nasional dan internasional (emigrasi dan imigrasi).
1. Kematian (Mortalitas)
Ada beberapa tingkat kematian. Akan tetapi di sini hanya dijelaskan dua jenis tingkat kematian saja yaitu :
a. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut.
b. Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate)
Tingkat kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan.Misalnya laki-laki berusia 85 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mati daripada laki-laki umur 25 tahun. Orang laki-laki yang berada di medan perang lebih besar kemungkinan untuk mati daripada istri mereka yang berada di rumah. Karena perbedaan resiko kematian tersebut, maka digunakan tingkat kematian menurut umur (Specific Death Rate). Dengan tingkat kematian ini menunjukkan hasil yang lebih teliti.
2. Kelahiran (Fertilitas)
Pengukuran fertilitas tidak semudah dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan sebagai berikut :
1. Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup karena banyaknya bayi-bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.
2. Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun.
3. Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak (tetapi meninggal hanya sekali).
4. Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan. .
3. Migrasi
Migrasi merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang menguntungkan. Sebagai akibat dan keadaan alam yang kurang menguntungkan menimbulkan terbatasnya sumber daya yang mendukung penduduk di daerah tersebut.
Faktor-faktor migrasi adalah sebagai berikut :
- Persediaan sumber alam
- Lingkungan sosial budaya
- Potensi ekonomi
- Alat masa depan
Akibat Migrasi:
a. Urbanisasi (migrasi dari desa ke kota) walaupun urutannya sangat kecil, namun dapat mempengaruhi pola distribusi penduduk secara keseluruhan. Para urbanit kebanyakan terdiri dari golongan umur muda yang sangat produktif serta banyak inisiatifnya.
b. Migrasi interegional di Indonesia kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifitas tinggi. Hal tersebut memungkinkan tingginya angka pertumbuhan penduduk serta tingkat laju pembangunan di luar Jawa. Di DKI Jakarta sebagai akibat dari adanya migrasi interegional pertumbuhannya menjadi sangat cepat.
c. Migrasi antar negara di Indonesia adalah sangat kecil dari hasil sensus penduduk pada tahun 1971 sampai dengan 1980 migrasi masuk (immigrasi) hanya ada 0,61% dan migrasi ke luar (emigrasi) hanya sebesar o,57% per tahun. Sehingga akibatnya kurang nyata terhadap distribusi penduduk Indonesia. Walaupun migrasi dapat terjadi dalam dimensi nasional, regional, dan internasional, namun dipandang dari sudut sosiologi tidak ada perbedaan dasar antara migrasi nasional dan internasional (emigrasi dan imigrasi).
4.
Rumus
Kematian Kasar (CDR) dan Kematian Khusus (ASDR)
Rumus kematian kasar :
CDR = D/P x 1000
Keterangan:
D
= jumlah kelahiran dalam tahun
tertentu
P
= total penduduk pada
pertengahan tahun
1000
= angka konstanta
Rumus kematian khusus :
ASDRx = Dx/Px x 1000
Keterangan:
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
1000 = Angka Konstanta (k)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
1000 = Angka Konstanta (k)
5.
Angka
Kelahiran
Adalah
angka yang menunjukan jumlah kelahiran /1000 wanita usia produktif. Wanita yang
berumur produktif antara 15-44 atau antara 15-49 tahun.
Rumus :
GFR = B/Fm x K
Keterangan
:
B
= Jumlah kelahiran hidup suatu daerah pada tahun tertentu
Fm
= Jumlah penduduk wanita pada pertengahan tahun.
K
= Konstanta = (1000)
6.
Migrasi
Migrasi ialah aspek kehidupan yang dinamis dalam ruang kelompok. Selain
migrasi, ada istilah lain mengenai dinamika pendududuk yaitu Mobilitas. Pengertian
Mobilitas ialah mencakup perpindahan teritorial secara permanen dan sementara.
Pengertian
lain dari Mobilitas Sirkuler (non pemanen) ialah perpindahan tempat tinggal
kurang dari batas waktu tersebut.
Berikut
faktor-faktor seorang imigran pindah :
- Persedian sumber alam
- Lingkungan sosial budaya
- Potensi ekonomi
- Alat
masa depan
Secara
garis besar, migrasi di Indonesia dibagi menjadi 2 yaitu Urbanisasi,
Migrasi Interegional. Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari desa
ke kota, sedangkan Migrasi Interegional ialah seseorang yang memiliki umur
produktif dan kreatifitas tinggi untuk mendapatkan pekerjaan di suatu daerah
yang menjanjikan dari segi infrastruktur pembangunan.
Menurut John Clark, pertumbuhan penduduk dikatakan cepat bila golongan
umur 0-14 tahun lebih 40% dari golongan umur 60 tahun dan lebih sama atau
kurang 10%. Dalam mengetahui cepat atau lambat grafik suatu penduduk dapat
melihat grafik piramida.
Berikut
adalah macam-macam struktur piramida :
1) Piramida Penduduk Tua
Piramida
ini menggambarkan komposisi pertumbuhan suatu penduduk. Jumlah kelahiran lebih
besar dari jumlah kematian . Misalnya negara India, Brazil, Indonesia.
2)
Piramida Stasioner
Piramida
ini menggambarkan penduduk yang tetap (statis), sebab tingkat kematian rendah
dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Misalnya negara Swedia, Belanda,
Skandinavia.
3)
Piramida Penduduk Tua
Piramida
ini menggambarkan penurunan tingkat kelahiran yang pesat dan tingkat kematian
yang kecil. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria lebih besar, maka suatu
negara bisa kekurangan penduduk. Misalnya Inggris, Jerman, Belgia, Prancis.
7.
Rasio
Ketergantungan
Rasio ketergantungan adalah angka yang menunjunkan perbandingan jumlah
penduduk golongan umur yang belum produktif dan sudah tidak produktif
dengan jumlah penduduk golongan umur produktif kerja.Batas umur produktif
antara 15 tahun sampai 65 tahun.
Rumusnya : DR = Penduduk 0-14 +
Penduduk 65 ke atas / Penduduk 15-64 * 100
Semakin
tinggi usia muda dan usia jompo, maka semakin besar rasio ketergantungannya.
Maksudnya untuk dapat menghasilkan barang atau jasa membutuhkan beban yang
sangat tinggi sesuai permintaan. Ukuran rasio ketergantungan adalah sebagai
berikut :
DR <
62,33% adalah baik
DR >
62,33% adalah buruk
Penggolongan umur produktif sangat
berpengaruh pada lapangan pekerjaan untuk dapat menghasilkan
produktivitas.
Bentuk-bentuk piramida :
1. Bentuk Limas (Expansive), menunjukkan jumlah penduduk
usia muda lebih banyak dari pada usia dewasa maupun tua, sehingga pertumbuhan
penduduk sangat tinggi,contohnya: Indonesia, Filipina, Mesir, Nigeria, Brazil.
2. Bentuk Granat (Stationer), menunjukkan jumlah usia muda
hampir sama denganusia dewasa, sehingga pertumbuhan penduduk kecil sekali,
contohnya: Amerika Serikat, Belanda, Norwegia, Finlandia.
3. Bentuk Batu Nisan (Constructive), menunjukkan jumlah
penduduk usia tua lebihbesar dari pada usia muda, jumlah penduduk mengalami
penurunan, contohnya:negara-negara yang baru dilanda perang.Gambar
bentuk-bentuk piramida penduduk di negara berkembang dan negara majuSumber:
Buku Geografi SMP Kelas VIII Ganeca ExactNegara-negara berkembang pada umumnya
memiliki piramida penduduk berbentuk limas,sedangkan negara-negara maju umumnya
berbentuk granat atau batu nisan
Ciri-ciri struktur penduduk pada tiap bentuk piramida :
1. Piramida Penduduk Expansif memiliki ciri-ciri :
a. Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda
b. Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c. Tingkat kelahiran bayi tinggi
d. Pertumbuhan penduduk tinggi
2. Piramida Penduduk Stasioner memiliki ciri-ciri :
a. Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
b.Tingkat kelahiran rendah
c. Tingkat kematian rendah
d. Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lamba
3. Piramida Penduduk Constructive memiliki ciri-ciri :
a. Sebagian besar penduduk berada kelompok usiadewasa atau
tua
b. Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit
c. Tingkat kelahiran lebih rendah dibandingdengan tingkat
kematian
d. Pertumbuhan penduduk terus berkurang
Sumber
:
0 komentar:
Posting Komentar